Alasan Kenapa Cowok Harus Selalu Mengalah | Fakta Cowok
Sudahkan Anda bergabung dengan layanan email kami? Daftarkan diri Anda disini!

jumlah pengunjung (since july 14rd 2010)

Jumat, 27 Agustus 2010

Alasan Kenapa Cowok Harus Selalu Mengalah

Dalam setiap hubungan
antara pria dan wanita,
akan ada masa-masa di
mana perbedaan menjadi
pemicu ketegangan di
antara keduanya. Mulai
dari perbedaan
pendapat, perbedaan
perspepsi, sampai
dengan perbedaan
perasaan.
Kala bersitegang, sebuah
pasangan akan menjadi
individu-individu yang
mementingkan dirinya
sendiri dan
mengedepankan
keegoisan masing-
masing. Sang wanita
menjadi judes dan ketus
dan sang pria menjadi
kasar dan keras.

Adalah sebuah
penyesalan apabila
ketegangan yang terjadi
malah membawa
keduanya pada sebuah
akhir. Perbedaan yang
seharusnya membawa
perubahan positif,
dijadikan alasan untuk
lebih memilih melangkah
di jalannya masing-
masing.
Perpisahan memang bisa
ditempuh bila semuanya
sudah tidak bisa lagi
dipertahankan. Tapi
rasanya sekarang ini
makin banyak pasangan
yang lebih cepat
mengambil keputusan
untuk berpisah dan
berkesimpulan bahwa itu
adalah pilihan terbaik.

Padahal usia hubungan
mereka masih relatif
sangat muda.
Coba saja kita lihat,
berapa banyak
pernikahan yang kandas
di awal perjalannya?
Ironisnya, banyak figur-
figur publik yang
memanfaatkan
perpisahan sebagai
komoditas untuk
mendapatkan simpati
masyarakat.
Mereka
macam politikus yang
berkampanye dengan
mengatakan bahwa
dirinyalah yang paling
layak mendapatkan
simpati. Memberikan
kesan, perceraian itu hal
yang biasa, menurunkan
arti penikahan sebatas
pacaran saja.

Ketika ketegangan
terjadi, adalah wajar bila
emosi meninggi dan
keduanya akan merasa
mengapa pasangan
mereka tidak mau
mengerti dan begitu
keras kepala. Sang laki-
laki tak habis pikir
mengapa kekasihnya bisa
hilang kelembutannya
dan sang wanita menjadi
bimbang akan rasa cinta
yang dimiliki
pasangannya.
Dari pengalaman saya
berantem dengan
pasangan, emosi
memang suka susah
terkontrol, tetapi saya
menyadari bahwa saya
sebagai laki-laki lebih
punya kemampuan untuk
mengendalikan emosi
saya dan mengarahkan
pertengkaran ke arah
yang lebih positif.

Teknik yang cukup
efektif adalah
membiarkan pasangan
kita mengeluarkan
kekesalannya. Bisa panas
kuping memang, tapi
kita harus tahu bahwa
ketika wanita sedang
marah, dia cenderung
akan menggunakan kata-
kata yang dibesar-
besarkan (hiperbola).
Jangan aneh apabila dia
akan bilang “Kamu
emang ngga sayang lagi
sama aku”, “Kamu ngga
pernah mengerti aku”,
“Kamu selalu mau
menang sendiri”, “Kamu
memang orang yang
paling ngga punya
perasaan” dan
sebagainya.

Perhatikan kata-kata
yang saya tebalkan. Bagi
laki-laki kata-kata tidak
pernah, selalu, paling,
dan kata-kata lainnya
yang mengandung unsur
kepastian, adalah kata-
kata menghakimi dan
terdengar menuduh.
Saya sendiri kalau lagi
kesal-kesalnya akan
merasa begitu
tersinggung. Seakan-
akan saya ini manusia
yang tanpa hati dan apa
yang sudah saya
kerjakan tidak punya
nilai apapun di matanya.
Lalu saya menyadari
bahwa itu adalah fitrah
wanita untuk melebih-
lebihkan ucapan ketika
sedang marah. Dan
ucapan-ucapan
“ dahsyat” nya tidak
perlu terlalu
dipusingkan. Akhirnya
saya lebih banyak
mendengarkan dan
bersabar hati sampai
uneg-unegnya keluar
semua.

Ketika emosi sudah
mendingin barulah kita
bisa mencoba
berkomunikasi dengan
dirinya menggunakan
logika. Tapi ingat, jangan
memaksakan diri. Kalau
kita sendiri masih penuh
emosi dan belum bisa
berdiskusi dengan baik,
lebih baik ditunda dulu.
Berikan kesempatan
kepada kita untuk
mendinginkan telinga
dan utamanya
mendinginkan hati
setelah “dibakar” oleh
ucapan-ucapan dahsyat
pasangan kita.

Apabila proses diskusi
bisa dimulai, akan ada
kecenderungan kita
untuk “menyerang”
balik. Hindari ini. Karena
dengan tutur kata yang
lembut dan fokus pada
permasalahan, wanita
akan dengan sendirinya
menyadari kesalahannya
tanpa kita harus
membeberkannya.
Tidak mudah memang.
Saya sendiri masih
belajar untuk lebih bisa
bersabar dan untuk lebih
bisa menyikapi ucapan-
ucapan hiperbola
seorang wanita ketika
sedang emosi dengan
kepala yang dingin.
Biarpun begitu saya
meyakini bahwa
ketegangan jangan
dihadapi dengan
ketegangan. Ketegangan
akan melunak dan
berakhir lebih baik bila
dihadapi dengan kasih
sayang.

Saran saya kepada
wanita, mengertilah
bahwa ucapan-ucapan
hiperbola akan
cenderung diartikan oleh
laki-laki secara harfiah.
Bila kamu bilang dia
tidak pernah mencintai
diri kamu, maka dia akan
merasa pengorbanan
yang diberikannya
selama ini tidak berarti
dan dia akan merasa
tidak dihargai. Walau
sesungguhnya maksud
dari ucapan kamu adalah
“aku ingin kamu
perhatiin aku.” Oleh
karenanya, berusahalah
untuk mengurangi kata-
kata hiperbola.

Bila laki-laki bisa lebih
bisa menghadapi
berantem dengan kasih
sayang dan bila wanita
bisa mengurangi kata-
kata hiperbolanya dalam
pertengkaran, maka saya
yakin ketegangan antara
sepasang kekasih tidak
perlu lagi diakhiri
dengan sebuah
perpisahan.


Disqus for @faktacowok



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Marco Lau Santosa | Powered by NAREMAjasa
Site Meter